1. Karbohidrat
Sumber makanan jenis karbohidrat seperti beras, jagung, singkong, dan ketela bila dimasak atau dipanaskan akan mengalami pemecahan dinding sel yang membuatnya mudah dicerna. Kita dapat kapan saja makan jagung muda atau ketela mentah, tetapi tidak beras atau gandum mentah. Sistem pencernaan kita tidak disiapkan oleh Allah untuk mencerna makanan mentah tersebut, lain halnya sistem pencernaan sapi, tikus, atau unggas. Dengan memasak sumber karbohidrat di atas, makanan akan menjadi lebih empuk, mudah dicerna, dan mempunyai aroma lebih enak. Karbohidrat hanya akan mengalami sedikit efek negatif akibat pemanasan berlebih, terutama pada kompunen gula di dalamnya. Pemanasan berlebih akan menyebabkan reaksi dengan protein dalam bahan makanan sehingga menurunkan kadar asam amino esensial seperti lycine.
2. Minyak atau Lemak
Menggoreng makanan dengan minyak atau lemak dapat memberikan rasa dan aroma yang enak. Makanan akan lebih berenergi karena ia menyerap 5-40% minyak kedalamnya, tetapi proses menggoreng akan menyebabkan air dalam makanan keluar dan memicu proses hidrolisis yang menghasilkan asam lemak bebas.
Pemasakan sumber makanan berlemak seperti daging sapi, kambing, bebek, dan lain-lain amat penting. Selain membuatnya bertambah enak dan mudah dicerna, pemanasan juga akan menyebabkan lemak keluar dari sel-sel daging. Setelah dingin minyak atau lemak binatang yang mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh kadar tinggi akan membeku atau mengambang di atas air penggodokan. Lemak atau minyak yang membeku tersebut dapat diambil dan dibuang untuk mengurangi efek buruk terhadap kesehatan meskipun akan berkurang rasa dan aromanya.
3. Protein
Pemasakan atau pemanasan makanan berprotein tinggi seperti daging dan ikan juga akan menyebabkan makanan mudah dicerna dan menjadikan rasa serta aroma yang enak. Kendati demikian, pemanasan berlebih akan menyebabkan reaksi antara protein dan karbohidrat yang akan mengurai atau menghilangkan asam amino esensial seperti lycine (lihat pula karbohidrat). Oleh karena itu, pemanasan yang terlalu lama seperti dalam pembuatan rendang atau dendeng tidak menguntungkan dari aspek nilai gizi meskipun dirasa lebih enak. Pemasakan telur (ayam atau bebek) memerlukan suhu sekitar 100 °C yang akan menyebabkan denaturasi (perubahan) protein menjadi lebih mudah dicerna.
Selain itu, pemanasan akan menghilangkan enzim atau senyawa penyebab alergi atau juga salmonella. Oleh karena itu, tidak baik makan telur mentah atau setengah matang. Susu dapat pula mengalami degredasi akibat pemanasan. Untuk mengurangi tingkat kerusakan susu, sterilisasi dilakukan dengan pemanasan pada suhu dan waktu pendek seperti pasteurisasi dan UHT (ultra high temperatur). Adapun susu bubuk dibuat dengan cara spray drying (pengerinan dengan cara disemprotkan), bukan dengan cara mendidihkan.
4. Vitamin
Vitamin, baik yang larut dalam air (B dan C) maupun yang larut dalam minyak (A, D, E, K) adalah senyawa organik yang kurang stabil karena mengandung ikatan-ikatan rangkap. Ikatan demikian amat mudah rusak oleh panas maupun oksidasi oleh oksigen dalam udara.
Sumber : Tafsir Ilmi Seri Mengenal Ayat-ayat Sains Dalam Al-Qur’an | Makanan & Minuman