Ketika berbicara tentang entrepreneurship dalam Islam, salah satu nama yang selalu disebut adalah Abdurrahman bin Auf. Sahabat Rasulullah ﷺ ini merupakan salah satu contoh terbaik dari pengusaha Muslim yang sukses, yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan duniawi, tetapi juga pada keberkahan akhirat. Beliau adalah bukti nyata bahwa kesuksesan bisnis dapat diraih tanpa mengorbankan prinsip kejujuran, etika, dan nilai-nilai Islam. Dalam setiap langkahnya, Abdurrahman menunjukkan bahwa harta yang diperoleh dengan cara halal, dipenuhi dengan kejujuran, dan digunakan untuk kebaikan, akan membawa manfaat besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Namun, dengan rendah hati, Abdurrahman menolak tawaran itu dan hanya berkata:
“Tunjukkan aku ke pasar.”
Di pasar Madinah, Abdurrahman memulai usahanya dari nol. Dengan ketekunan, kecerdasan, dan kejujuran, ia berhasil membangun kembali kekayaannya. Tidak lama kemudian, ia dikenal sebagai salah satu saudagar terkaya di Madinah.
Kejujuran sebagai Landasan Bisnis
Kejujuran adalah prinsip utama dalam perdagangan Abdurrahman bin Auf. Ia tidak pernah memanipulasi harga, menipu timbangan, atau mengeksploitasi para pembeli. Rasulullah ﷺ sangat menghargai kejujuran dalam perdagangan. Beliau bersabda:
“Pedagang yang jujur dan terpercaya akan bersama para nabi, shiddiqin, dan syuhada di hari kiamat.”
(HR. Tirmidzi)
Abdurrahman memahami bahwa keberkahan dalam bisnis hanya dapat diraih dengan menjaga integritas. Harta yang didapatkan dengan cara halal bukan hanya bermanfaat di dunia, tetapi juga menjadi bekal di akhirat.
Sikap Dermawan yang Menginspirasi
Kesuksesan bisnis tidak membuat Abdurrahman bin Auf lupa diri. Kekayaannya ia gunakan untuk membantu orang lain dan mendukung perjuangan Islam. Salah satu momen yang menggetarkan adalah ketika ia menyumbangkan 700 unta lengkap dengan muatannya untuk keperluan jihad di jalan Allah. Dalam kesempatan lain, ia menyumbangkan 40.000 dinar emas untuk membantu kaum Muslimin.
Rasulullah ﷺ bersabda tentang beliau:
“Abdurrahman bin Auf masuk surga dalam keadaan merangkak.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menunjukkan bahwa kekayaan adalah ujian yang berat. Namun, Abdurrahman mampu menjadikan kekayaannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Panduan dari Al-Qur’an untuk Para Pengusaha
Dalam menjalankan bisnis, Abdurrahman bin Auf senantiasa berpegang pada ajaran Al-Qur’an. Salah satu ayat yang menjadi prinsip dalam berbisnis adalah:
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَمَا تُقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ مِنْ خَيْرٍ تَجِدُوهُ عِنْدَ اللَّهِ
“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan apa saja kebaikan yang kamu usahakan untuk dirimu, niscaya kamu akan mendapat balasannya di sisi Allah.”
(QS. Al-Baqarah: 110)
Pelajaran dari Abdurrahman bin Auf
Kisah Abdurrahman bin Auf mengajarkan kita bahwa kesuksesan dalam bisnis tidak hanya diukur dari seberapa besar keuntungan yang diperoleh, tetapi juga seberapa besar manfaat yang kita berikan kepada orang lain. Dengan kejujuran, kerja keras, dan kemurahan hati, kita dapat meraih keberkahan di dunia dan akhirat.
Seperti Abdurrahman bin Auf, mari jadikan bisnis sebagai sarana ibadah untuk mencari ridha Allah, membangun keberkahan, dan memberikan manfaat bagi sesama.