Isra Mi’raj: Jejak Keajaiban dan Pelajaran Kehidupan

Isra Mi’raj adalah peristiwa besar yang tidak hanya membuktikan kebesaran Allah ﷻ, tetapi juga menjadi pelajaran spiritual dan inspirasi bagi seluruh umat Islam. Perjalanan ini membawa Rasulullah ﷺ dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Isra), lalu dilanjutkan menuju Sidratul Muntaha di langit ketujuh (Mi’raj). Di sinilah beliau ﷺ mendapatkan perintah shalat lima waktu, yang menjadi pilar utama dalam Islam. Namun, di balik peristiwa yang luar biasa ini, tersimpan pesan-pesan mendalam yang relevan hingga hari ini.

Perjalanan yang Penuh Keajaiban

Isra Mi’raj terjadi di saat Rasulullah ﷺ mengalami masa sulit, yakni Tahun Kesedihan (Aamul Huzn). Beliau kehilangan dua orang tercinta sekaligus: istrinya, Khadijah binti Khuwailid, dan pamannya, Abu Thalib, yang selalu mendukung dakwah Islam. Dalam kesedihan yang mendalam, Allah ﷻ memberikan hiburan berupa perjalanan luar biasa yang tak dapat dijangkau oleh nalar manusia.

Di perjalanan ini, Rasulullah ﷺ melewati berbagai tempat yang menjadi saksi sejarah umat manusia, termasuk Masjidil Aqsa. Dalam perjalanan Mi’raj, beliau diperlihatkan surga dan neraka, bertemu dengan para nabi, dan berbicara langsung dengan Allah ﷻ.

Allah berfirman:
سُبْحَانَ ٱلَّذِىٓ أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِۦ لَيْلًۭا مِّنَ ٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ إِلَى ٱلْمَسْجِدِ ٱلْأَقْصَا ٱلَّذِى بَـٰرَكْنَا حَوْلَهُۥ لِنُرِيَهُۥ مِنْ ءَايَـٰتِنَآ ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلْبَصِيرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
(QS. Al-Isra: 1)

Sidratul Muntaha: Titik Puncak Perjalanan Spiritual

Sidratul Muntaha adalah pohon yang terletak di ujung langit ketujuh, menjadi batas akhir bagi semua makhluk. Bahkan Malaikat Jibril, yang memiliki kedudukan sangat tinggi, tidak dapat melewati batas ini. Di tempat inilah Rasulullah ﷺ mendapatkan perintah langsung dari Allah ﷻ untuk melaksanakan shalat.

وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَىٰ ۝ عِندَ سِدْرَةِ ٱلْمُنتَهَىٰ ۝ عِندَهَا جَنَّةُ ٱلْمَأْوَىٰ
“Dan sesungguhnya dia (Muhammad) telah melihat Jibril (dalam rupanya yang asli) pada kesempatan lain, di Sidratul Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal.”
(QS. An-Najm: 13-15)

Di Sidratul Muntaha, Rasulullah ﷺ menerima perintah awal shalat sebanyak 50 kali dalam sehari. Namun, atas saran Nabi Musa عليه السلام yang beliau temui di perjalanan Mi’raj, Rasulullah ﷺ memohon keringanan kepada Allah ﷻ hingga akhirnya menjadi lima waktu, dengan pahala yang tetap setara dengan 50 kali shalat.

Rasulullah ﷺ bersabda:
“فُرِضَتْ عَلَى أُمَّتِي خَمْسُونَ صَلاَةً، فَرَاجَعْتُ رَبِّي فَجَعَلَهَا خَمْسًا، وَهِيَ خَمْسُونَ فِي الأَجْرِ”
“Awalnya umatku diwajibkan 50 kali shalat dalam sehari. Aku memohon kepada Tuhanku agar diringankan hingga menjadi lima waktu, tetapi pahalanya tetap setara dengan 50 kali.”
(HR. Muslim)

Pelajaran Penting dari Isra Mi’raj

  1. Shalat sebagai Hubungan Langsung dengan Allah
    Isra Mi’raj mengajarkan bahwa shalat adalah hadiah istimewa dari Allah ﷻ, yang menjadi sarana komunikasi langsung antara manusia dan Sang Pencipta. Shalat bukan sekadar kewajiban, tetapi juga sumber ketenangan dan solusi dari segala kesulitan.
  2. Masjidil Aqsa dan Persatuan Umat
    Masjidil Aqsa memiliki kedudukan istimewa dalam Islam sebagai kiblat pertama umat Muslim dan tempat Rasulullah ﷺ memulai perjalanan Mi’raj. Peristiwa ini mengajarkan pentingnya menjaga persatuan umat Islam dan memperjuangkan keberkahan tempat suci ini.
  3. Ketundukan kepada Kehendak Allah
    Kisah Isra Mi’raj mengajarkan bahwa sekeras apa pun cobaan yang dihadapi, selalu ada kebesaran Allah yang menjadi penolong bagi orang-orang yang bertakwa. Ketundukan Rasulullah ﷺ dalam menerima tugas besar dari Allah menjadi teladan bagi kita untuk selalu berserah diri kepada-Nya.
  4. Keberanian dan Kesabaran Rasulullah ﷺ
    Peristiwa Isra Mi’raj juga menjadi pengingat akan keteguhan Rasulullah ﷺ dalam menjalankan amanah dakwah, meskipun menghadapi penolakan, ejekan, dan fitnah dari kaum Quraisy. Beliau tetap menyampaikan wahyu dengan penuh keberanian dan kesabaran.

Refleksi bagi Kita di Masa Kini

Peristiwa Isra Mi’raj memberikan banyak pelajaran yang relevan dengan kehidupan modern:

  1. Manfaatkan Waktu untuk Kebaikan
    Shalat lima waktu yang dihadiahkan dalam Isra Mi’raj mengingatkan kita untuk senantiasa melibatkan Allah dalam setiap aktivitas. Jangan biarkan kesibukan duniawi melalaikan hubungan kita dengan Allah ﷻ.
  2. Jaga Nilai Keberkahan
    Seperti halnya perjalanan Rasulullah ﷺ penuh dengan keberkahan, kita juga harus memastikan bahwa setiap langkah kehidupan kita membawa manfaat bagi orang lain dan diridhai oleh Allah.
  3. Peduli pada Persatuan Umat Islam
    Masjidil Aqsa adalah simbol penting bagi persatuan umat Islam. Marilah kita memperkuat solidaritas dan mendukung perjuangan menjaga kesuciannya.

Penutup

Isra Mi’raj bukan hanya peristiwa luar biasa, tetapi juga sebuah perjalanan penuh makna yang mengajarkan kita tentang pentingnya shalat, kesabaran, dan keyakinan kepada Allah ﷻ. Kisah ini juga mengingatkan kita untuk selalu memperjuangkan kebenaran, menjaga persatuan, dan meraih keberkahan dalam hidup.

“Isra Mi’raj adalah bukti bahwa ketika manusia berserah penuh kepada Allah, tidak ada batasan yang tidak dapat dilewati, tidak ada doa yang tidak didengar, dan tidak ada harapan yang tidak dikabulkan.”