Malam yang Sepi, Doa yang Tinggi

Tempat paling sunyi kadang menyimpan cahaya paling terang.

Ada momen di malam hari, ketika semua telah lelap.
Lampu rumah-rumah mulai padam, jalanan senyap,
dan hanya terdengar detak jam — seolah dunia sedang berhenti.

Tapi justru di keheningan itulah,
langit terbuka.
Allah menanti hamba-hamba-Nya yang bangun,
bukan karena kuat,
tapi karena rindu. Karena butuh.


Tahajud Bukan Untuk yang Sempurna

Banyak dari kita merasa belum pantas.
“Shalat saya belum khusyuk.”
“Masih banyak dosa.”
“Ilmu saya belum cukup.”

Tapi, tahukah kamu?

Allah tak sedang mencari yang sempurna.
Yang Dia tunggu adalah yang berusaha.
Yang bangun di malam hari bukan karena kuat iman,
tapi karena hatinya gelisah, ingin berbicara.

Karena tahajud bukan soal panjangnya doa,
tapi keikhlasan di dalamnya.


Hadis yang Menenangkan

“Rabb kita turun ke langit dunia setiap malam,
saat sepertiga malam terakhir,
lalu berfirman:
Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku kabulkan.
Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku beri.
Siapa yang memohon ampun, Aku ampuni.

(HR. Bukhari & Muslim)

Ini bukan dongeng.
Ini janji Tuhan — yang tidak pernah ingkar.


Bayangkan Ini…

Kamu terbangun malam itu.
Tidak sengaja, atau mungkin memang niat.
Lalu kamu berwudhu, dingin air terasa segar.

Kamu bentangkan sajadah,
berdiri sendiri dalam gelap,
tapi merasa sangat dekat dengan cahaya.

Air mata mungkin tak bisa ditahan.
Karena untuk pertama kalinya, kamu benar-benar bicara dengan-Nya.

Tanpa distraksi. Tanpa notifikasi.


Refleksi: Untuk Apa Hidup Ini Terburu-buru?

Kita sering mengejar dunia siang malam,
tapi lupa, bahwa rahmat Allah justru turun saat yang lain terlelap.

Kita habiskan waktu untuk layar, pekerjaan, dan ambisi,
tapi lupa menyediakan waktu 10 menit saja,
untuk mengadu pada Pemilik Segala Solusi.


Yuk, Coba Malam Ini

Tak perlu sempurna.
Cukup 2 rakaat ringan,
dan satu doa yang benar-benar dari hati.

Tak perlu lafaz indah.
Cukup dengan kalimat:
“Ya Allah, aku ingin kembali.”
Itu saja, sudah cukup untuk membuat langit merangkulmu.


Karena Tahajud Itu Hadiah, Bukan Kewajiban

Allah tidak memaksa.
Tapi Dia memberi kesempatan,
untuk siapa saja yang ingin datang — tanpa syarat.

Semoga malam ini, kamu termasuk yang dipilih.