Rufaidah Al-Aslamiyah – Perawat Pertama dalam Sejarah Islam

Di medan-medan perang, saat panah-panah beterbangan dan luka berdarah belum sempat dijahit, muncullah seorang perempuan yang tidak mengangkat pedang, tapi menjadi pahlawan dengan kasih sayang dan kepeduliannya.

Dialah Rufaidah Al-Aslamiyah – wanita yang dikenal sebagai perawat pertama dalam Islam.


 Siapa Rufaidah?

▪️ Ia adalah wanita dari kaum Anshar, cerdas, empatik, dan penuh dedikasi.
▪️ Ia mempelajari ilmu pengobatan secara otodidak, dari ayahnya yang seorang tabib.
▪️ Ketika Islam datang, ia wakafkan ilmunya untuk melayani umat.


 Perawat di Medan Perang

Dalam berbagai peperangan seperti Perang Khandaq dan Uhud, Rufaidah mendirikan tenda pengobatan di dekat medan perang. Di sanalah:

 Para sahabat yang terluka dirawat
 Luka-luka dijahit dan dibersihkan
 Semangat dipulihkan, dengan doa dan kelembutan

Nabi Muhammad ﷺ bahkan mengizinkan Sa’ad bin Mu’adz yang terluka parah dirawat di tenda Rufaidah. Itu menunjukkan betapa besar kepercayaan beliau pada dedikasi dan keahlian Rufaidah.


 Pemimpin Tim Medis Pertama

Rufaidah tak hanya merawat sendiri, tapi juga melatih perempuan-perempuan lain agar bisa membantu.
Ia bisa dikatakan sebagai:

Pelopor pelatihan medis perempuan dalam Islam.
Pemimpin tim medis pertama dalam sejarah Islam.


 Nilai Keteladanan Rufaidah:

Empati dalam aksi, bukan sekadar ucapan
Mengisi ruang yang dibutuhkan umat, dengan kemampuan yang ia miliki
Menjadi pionir, tanpa menuntut panggung


“Menolong itu tidak selalu dengan kekuatan, kadang cukup dengan kasih sayang yang ditawarkan dengan ikhlas.”

Rufaidah membuktikan bahwa kontribusi perempuan dalam Islam bukan hanya penting, tapi juga sangat dibutuhkan.
Ia adalah simbol bahwa ilmu + empati + pengabdian bisa menjadi jalan menuju ridha Allah.


 Yuk, tiru semangat Rufaidah:
Tak harus di medan perang, cukup jadi penyembuh bagi luka orang-orang di sekitar kita. Dengan perhatian, dengan ilmu, dengan keikhlasan.