Ummu Waraqah – Hafidzah yang Dirindukan Surga

Di Madinah, ada seorang perempuan yang berbeda dari kebanyakan. Ia bukan hanya dikenal karena ilmunya, tapi juga karena tekadnya untuk berjuang demi agama, baik di medan fisik maupun di medan ilmu.

Dialah Ummu Waraqah binti Abdullah bin Al-Harits.


Keinginan Syahid di Medan Perang

Ketika Rasulullah ﷺ mempersiapkan pasukan untuk Perang Badar, Ummu Waraqah datang kepada beliau dan berkata,
“Izinkan aku ikut, wahai Rasulullah. Aku akan mengobati yang terluka, memberi minum yang haus, dan mudah-mudahan Allah memberiku mati syahid.”

Rasulullah ﷺ tersenyum dan berkata,
“Tinggallah di rumahmu, Allah akan memberimu syahadah.”

Ucapan ini menjadi janji yang kelak benar-benar terwujud.


Imam di Rumah dan Penghafal Al-Qur’an

Ummu Waraqah dikenal sebagai perempuan yang tekun beribadah dan menghafal Al-Qur’an.
Rasulullah ﷺ bahkan menunjuknya untuk menjadi imam salat bagi keluarganya di rumah.

Rumahnya menjadi tempat ibadah yang hidup oleh bacaan Al-Qur’an.


Janji Rasulullah Terwujud

Beberapa tahun kemudian, Ummu Waraqah wafat terbunuh di rumahnya oleh dua orang budaknya. Kejadian itu menggetarkan Madinah.

Ketika kabar ini sampai kepada Umar bin Khattab, ia berkata,
“Benarlah sabda Rasulullah, Allah telah memberinya syahadah di rumahnya sendiri.”


Nilai Keteladanan Ummu Waraqah

  • Cinta Al-Qur’an dan menjadikannya bagian utama hidup

  • Keinginan kuat berjuang di jalan Allah

  • Menghidupkan ibadah di rumah

  • Kesabaran dan keikhlasan dalam menanti janji Allah


Kisah Ummu Waraqah mengajarkan bahwa syahid tidak selalu di medan perang. Kadang, kesungguhan dalam ibadah, kesabaran dalam menanti, dan keikhlasan hati juga bisa menghantarkan seseorang pada kemuliaan di sisi Allah.