Di antara para sahabat Nabi ﷺ, ada kisah yang begitu menggetarkan hati tentang seorang pemuda yang syahid dalam keadaan begitu mulia, hingga para malaikat turun untuk memandikannya. Dialah Hanzhalah bin Abi Amir, yang dikenal dengan julukan Ghasilul Malaikah (orang yang dimandikan malaikat).


Malam Pernikahan yang Singkat

Hanzhalah baru saja menikah dengan putri Abdullah bin Ubay bin Salul. Malam itu adalah malam pertama pernikahannya. Namun, ketika subuh tiba, ia mendengar seruan jihad untuk menghadapi pasukan Quraisy dalam Perang Uhud.

Tanpa menunda, ia segera berangkat ke medan perang. Ia meninggalkan istrinya meski baru semalam menikah, demi menjawab panggilan Allah dan Rasul-Nya.


Syahid di Uhud

Di medan Uhud, Hanzhalah berperang dengan gagah berani. Ia maju ke tengah pertempuran dan berhasil menjatuhkan salah satu tokoh Quraisy. Namun, akhirnya ia pun syahid.

Rasulullah ﷺ bersabda kepada para sahabat bahwa ia melihat malaikat memandikan jasad Hanzhalah dengan air dari langit, karena ia syahid dalam keadaan belum sempat bersuci dari junub. Dari situlah ia mendapat gelar Ghasilul Malaikah.


Nilai Keteladanan Hanzhalah

  • Mendahulukan panggilan Allah di atas kepentingan pribadi.

  • Semangat jihad dan pengorbanan meski baru saja mengikat janji pernikahan.

  • Allah memuliakannya dengan tanda karamah yang luar biasa.


Kisah Hanzhalah bin Abi Amir mengajarkan kita arti sejati dari pengorbanan dan keikhlasan. Ketika cinta kepada Allah dan Rasul lebih besar dari cinta dunia, Allah pun memuliakan hamba-Nya dengan derajat yang tinggi.