Abu Ayyub Al-Anshari – Pengusaha yang Mengutamakan Pengabdian

Tuan Rumah Nabi, Sahabat yang Rendah Hati

Abu Ayyub Al-Anshari adalah sahabat Anshar yang dikenal sebagai seorang pengusaha sukses di Madinah. Ia memiliki kebun kurma dan usaha perdagangan yang mencukupi kehidupannya. Namun, yang membuatnya istimewa bukan hanya keberhasilannya secara materi, melainkan kerendahan hatinya dalam mengutamakan pengabdian kepada Rasulullah ﷺ.

Ketika Nabi Muhammad ﷺ hijrah ke Madinah, semua orang ingin menjamu beliau. Namun, unta Nabi berhenti di depan rumah Abu Ayyub. Dengan penuh kegembiraan, Abu Ayyub menyambut Rasulullah dan keluarganya untuk tinggal di rumahnya. Ia rela menyingkir ke lantai atas demi memuliakan tamunya.

Pebisnis Dermawan dan Visioner

Meski memiliki usaha sendiri, Abu Ayyub tidak menjadikan hartanya sebagai tujuan utama. Ia menganggap bisnis sebagai sarana untuk berkhidmah dan mendukung perjuangan Islam. Ia juga termasuk sahabat yang dermawan dalam menyumbang harta di jalan Allah.

Semangat di Usia Senja

Hal yang mengagumkan, Abu Ayyub tetap memiliki semangat jihad dan pengabdian hingga usia tua. Ia ikut dalam berbagai ekspedisi hingga akhirnya wafat di Konstantinopel saat berusia lebih dari 80 tahun. Wasiat terakhirnya adalah agar dikuburkan sedekat mungkin dengan tembok kota, sebagai bukti cintanya pada perjuangan Islam.

Inspirasi Entrepreneurship dari Abu Ayyub

  1. Bisnis adalah sarana, bukan tujuan: Harta terbaik adalah yang mendekatkan kita pada Allah.

  2. Kerendahan hati membawa keberkahan: Abu Ayyub tidak silau oleh kekayaan, tetapi menempatkan diri sebagai pelayan Nabi.

  3. Semangat tak boleh padam: Bahkan di usia lanjut, ia tetap aktif dalam perjuangan.

Hikmah untuk Kita

Abu Ayyub Al-Anshari mengajarkan bahwa entrepreneur sejati bukanlah yang berhenti pada keuntungan duniawi, melainkan yang mampu menjadikan bisnis sebagai jalan pengabdian, pelayanan, dan perjuangan.