Di medan jihad, ada seorang sahabat yang namanya selalu disebut sebagai lambang keberanian. Tubuhnya mungkin kecil, namun semangatnya melampaui siapa pun. Ia adalah Al-Bara’ bin Malik, saudara kandung Anas bin Malik.
Pejuang dengan Tubuh Ramping
Al-Bara’ tidak memiliki tubuh yang besar atau kekar. Namun, jangan salah—ia adalah singa di medan perang.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda,
“Betapa banyak orang yang berambut kusut, penuh debu, ditolak di pintu, tetapi jika ia bersumpah atas nama Allah, Allah akan mengabulkannya. Di antara mereka adalah Al-Bara’ bin Malik.”
Kisah Heroik dalam Perang
Dalam Perang Yamamah melawan pasukan Musailamah al-Kadzdzab (nabi palsu), pasukan Muslim kesulitan menembus gerbang benteng musuh.
Al-Bara’ mengusulkan cara yang luar biasa berani:
Ia meminta para sahabat meletakkannya di atas perisai, lalu mengangkatnya dengan tombak, dan melemparkannya ke dalam benteng musuh.
Dengan keberanian itu, ia berhasil membuka jalan bagi pasukan Muslimin untuk masuk dan meraih kemenangan.
Hidup dalam Zuhud
Meski dikenal sebagai pejuang gagah, Al-Bara’ tidak pernah mengejar dunia. Ia hidup sederhana, tidak tergoda harta rampasan, dan hanya menginginkan keridhaan Allah.
Nilai Keteladanan Al-Bara’ bin Malik
-
Keberanian luar biasa dalam membela agama.
-
Keyakinan yang kuat bahwa pertolongan Allah selalu nyata.
-
Zuhud dan tidak silau dengan dunia, meski berhak atas kemenangan.
Kisah Al-Bara’ bin Malik mengajarkan bahwa ukuran keberanian bukanlah fisik, melainkan keyakinan dalam hati. Ia menunjukkan bahwa ketika iman sudah kokoh, seorang mukmin bisa melakukan hal-hal yang tampak mustahil.